Skip to main content

Apa yang Lucu dari Pelecehan Seksual?


Saya mendapatkan pelecehan seksual sejak saya duduk di bangku sekolah dasar. Sekolah saya merupakan sekolah yang religius, membawa nama salah satu agama di sini. Tidak ada yang namanya aurat--yang selama ini disalahkan--terdapat di sana. (Pada saat itu) pasti tidak pernah terpikir untuk mendapatkan pelecehan dalam bentuk apapun, tapi teman laki-laki saya berkali-kali mencoba membuka rok saya secara paksa, tanpa consent saya. Lalu saya-lah yang merasa malu dengan perlakuan mereka. Sementara mereka? Tertawa, seakan pelecehan ini lelucon belaka.

Menginjak semasa SMA, pelecehan seksual rupanya tidak berhenti begitu saja. Tak terhitung berapa kali merasa tidak nyaman ketika teman laki-laki saya bersorak ketika saya lewat, kadang sendiri atau bersama teman, terkadang juga meneriaki kata-kata yang membuat tidak nyaman. Saya menunduk malu dan takut. Sementara mereka? Tertawa. "Ini kan cuma lelucon" Kata mereka.
Ingin tau bagian terburuk semasa SMA? Pasangan saya berbicara empat mata dengan saya, "Memangnya kamu masih perawan? Biarkan aku memastikan!". Saya merasa sangat malu, marah, dan kecewa campur aduk. Bagaimana dengan reaksinya? Bergeming, sedikit tersenyum si sudut bibirnya.

Belum lagi soal pelecehan yang terjadi di jalanan. Saya masih ingat betul ketika saya mengenakan seragam SMP serba-panjang di pinggir jalan menunggu angkutan umum, ada seorang laki-laki tak di kenal mencolek bagian tubuh saya. Saya merasa sangat kaget, malu, takut bahkan ingin menangis di tempat. Lagi-lagi, laki-laki itu hanya tertawa.

Tertawa, ada kepuasan tersendiri dari melecehkan perempuan? Apakah harus ditampar dengan pernyataan "bayangkan sadaramu yang mendapatkan perlakuan demikian"? Tidak mampukah menempatkan perempuan TIDAK HANYA sebagai objek?

Setelah semua kejadian itu, apa yang terjadi? Saya memilih diam, saya tutup rapat. Saya merasa sangat malu dan takut dari semua pengalaman itu, saya tidak siap dengan pertanyaan dan prasangka dari orang lain. Sampai beberapa saat yang lalu memutuskan untuk bercerita pada kawan tentang pelecehan yang saya alami. Saya masih merasa ketakutan dan terluka ketika mengingat kejadian itu.

Ada yang perlu diingat: pelecehan seksual mampu meninggalkan memori buruk seumur hidup. Tidak sulit memamanusiakan manusia, bukan objek semata.

Comments

  1. I m so glad to visit this blog.This blog is really so amazing.Thank you so much.Really good post.

    clipping path service

    background removal service
    image masking service


    ReplyDelete
  2. Turut marah rasanya baca tulisan ini. Makasih sudah cerita ya, sist. Kamu pemberani.

    Pelaku pelecehan biasanya suka cari validasi dengan menguasai, merisak, membuat orang takut. Jadi ini semua bukan salahmu. Mereka yang memang punya masalah soal kepercayaan diri, konsep diri, makanya cari validasinya dengan melukai orang tanpa sebab.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Fifth Step: [REVIEW] COSRX Hyaluronic Acid Intensive Cream

 Menyadari kalau perlu moisturizer yang bener-bener melembapkan dan bisa nge-seal semua produk dan kelembapan di kulit dengan maksimal, aku nggak bisa pakai mosturizer yang ringan.I need heavy-thick texture moisturizer, tapi dengan kandungan yang tepat buat memperbaiki skin barrier. Setelah liat page Sociolla.com beberapa hari, pilhanku jatuh pada COSRX Hyaluronic Acid Intensive Cream ini. Moisturizer ini bener-bener nggak neko-neko dan gimmick-ish gitu, straight-forward untuk melembapkan kulit karena ada kandungan Hyaluronid sebagai bahan utamanya. Inilah key ingredients yang ada: - Glycerin : salah satu kandungan yang memang baik untuk melembapkan kulitmu yang berguna untuk menjaga lipid kulit di antara sel-sel kulit kita dalam keadaan sehat, melindungi dari iritasi, membantu memulihkan/menguatkan skin barrier. - Sodium Hyaluronate : Merupakan turunan Hyaluronic Acid yang memiliki 'partikel' lebih kecil jadi bisa masuk ke kulit lebih mudah. - Arginine : Semi-essential dari as

Second Cleanser (Part 1): REVIEW Sunday Riley Ceramic Slip Cleanser (Indonesia)

Haloooo! Udah sebulan lebih aku mengikuti anjuran pemerintah untuk #DiRumahAja. Karena aku merasa banyak waktu luang selama di rumah, jadi aku memutuskan untuk kembali menulis di sini. Teman-teman, jangan lupa untuk jaga kesehatan dengan nggak usah kemana-mana dulu, kalaupun memang ingin pergi baiknya langsung bebersih diri begitu sampai rumah. Kalau kamu ngerasa bosen, bisa mengisi waktu dengan baca-baca tulisan blog ini dan kasih feedback apapun ya, HEHE. Kalau sebelumnya di sini ngomongin soal first cleanser yang aku pakai, sekarang aku akan bahas soal face wash atau second cleanser di sini. First thing first, kondisi kulit dan skin concern -ku saat ini adalah mengembalikan skin barrier yang rusak akibat overexfoliate, yang tentunya akan lebih baik kalau pake face wash yang lembut. Sejujurnya, dulu sempat abai soal facial wash karena menganggap kalau facial wash ini kan hanya ada di wajah dalam waktu singkat. Jadi, nggak akan ada perubahan yang signifikan 'kan?